Khas  

Abah Atang Bukan Petani Biasa, Menjadikan Konservasi Bagian dari Budaya

konservasi bagian dari budaya
Abah Atang

Bandung, tandabaca.id
Atang (66) memang hanya seorang petani biasa yang bercocok tanam di kawasan Nyalindung Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Acap di sebut kawasan bandung utara (KBU)

Yang membuatnya menjadi tidak biasa, kecintaan lelaki, yang acap di sapa Abah Atang terhadap tinggi, enggan melepaskan tanam miliknya kepada orang-orang berduit. Walaupun dibayar dengan harga yang menggiurkan.

Tidak hanya itu, Abah Atang juga ogah menaham tanaman jenis sayur mayur di tanah pertanian miliknya, sebagaimana yang banyak dilakukan tetangga desanya.

Abah memang meyakini, tidak salah menaham tanaman sayur mayur di Kawasan Bandung Utara (KBU) daerah ketinggian atau perbukitan sebagaimana tempat tingganya.

Ternyata, Abah tidak hanya melihatnya dari satu sisi saja, walau pendidikannya tidak tinggi, tetapi cakrawala berpikirnya terbentang luas sebagaimana daerah tempat tinggalnya.

Abah, tidak hanya melihat dari satu sisi saja, sisi lainnya juga dipertimbangkan. Tanaman sayur memang bagus tetapi akar sayur mayur tidak bisa mengikat air, makanya acap terjadi longsor.

Pandangannya itu, sebetulnya sudah acap disampaikan kepada rekan-rekannya, tetapi tetap saja, tanaman sayur mayur yang ditanam warga desanya.

Semua tidak lain dikarenakan kebutuhan, saat ini warga desa saat ini, sudah banyak juga yang tidak punya lahan pertanian, mereka memang tetap petani tetapi petani penggarap.

“Mereka sudah tidak punya kekuatan lagi atas tanah yang digarapnya,” katanya saat jumpa tandabaca.id di kebunnya, Sabtu 8 Oktober 2022, lalu.

Oleh karena itulah, hanya Abah yang tanaman pertaniannya, lain dari yang lain. Yang ditanam hanya pohon yang bisa mengikat air.

“Akibatnya lahan pertanian Abah lebih rindang dari lahan pertanian warga-warga lainnya,” katanya

Konservasi

Berkat kerjakerasnya menjaga lingkungan menjadikan konservasi sebagai bagian dari budaya Abah akhirnya diminta sebuah komunitas berskala nasional untuk menjadi kadernya.

Nama komunitasnya adalah Masyarakat Penjaga Alam Indonesia. MPAI ternyata tidak hanya menjadikan Abah sebagai kader biasa tetapi juga menjadi Ketua DPC MPAI Kota Bandung.

“Katanya sebagai bentuk rasa apresiasi dari pimpinan pusat MPAI. Atas kontribusi Aban dalam melestarikan lingkungan di KBU,” katanya.

Semoga akan muncul Abah Atang, Abah Atang yang lain di Indonesia. Abah yang mau menjadikan konservasi sebagai bagian dari budaya.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *