Berita  

Apa Itu Cacar Monyet, Gejala, dan Penularannya Seperti Apa

Jakarta, tandabaca.id
Monkeypox atau cacar monyet adalah virus yang biasanya ringan yang menyebabkan demam serta ruam bergelombang. Hal ini sebagian besar ditularkan ke orang-orang dari hewan liar, tetapi penularan manusia juga mungkin.

Cacar monyet manusia pertama kali diidentifikasi pada manusia pada 1970 di Republik Demokratik Kongo (DRC).

Disebut monkeypox karena pertama kali diidentifikasi di koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian pada 1958. Virus ini paling umum terdeteksi di daerah terpencil di Afrika Tengah dan Barat.

Bagaimana gejala cacar monyet?

Menurut WHO, gejala cacar monyet biasanya meliputi:

– demam,
– sakit kepala hebat,
– nyeri otot
– sakit punggung,
– energi rendah
– pembengkakan kelenjar getah bening
– ruam atau lesi

Ruam cenderung pertama kali berkembang di wajah sebelum menyebar ke tempat lain di tubuh, termasuk di telapak kaki dan telapak tangan. Mereka juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata.

Gejala biasanya berlangsung antara dua sampai empat minggu, dengan kebanyakan orang sembuh dari penyakit tanpa pengobatan.
Bayi baru lahir, anak-anak, dan orang-orang dengan defisiensi imun, mungkin berisiko mengalami gejala yang lebih serius hingga kematian akibat cacar monyet.

Rasio kematian kasus cacar monyet secara historis berkisar antara 0 hingga 11 persen pada populasi umum dan lebih tinggi di antara anak-anak. Dalam beberapa waktu terakhir, rasio kematian kasus telah sekitar 3 sampai 6 persen.

Bagaimana penularan cacar monyet?

Cacar monyet ditularkan ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau dengan bahan yang terkontaminasi virus.

Monkeypox dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui kontak fisik yang dekat, termasuk kontak seksual.

Ruam, cairan tubuh, dan koreng sangat menular. Pakaian, tempat tidur, handuk atau benda-benda seperti peralatan makan yang telah terkontaminasi virus dari kontak dengan orang yang terinfeksi juga dapat menulari orang lain.

Bisul, lesi, atau luka di mulut juga bisa menjadi sumber penularan. Artinya, virus bisa menyebar melalui air liur.

Oleh karena itu, orang yang berinteraksi secara dekat dengan seseorang yang terinfeksi, termasuk petugas kesehatan, anggota rumah tangga, dan pasangan seksual, memiliki risiko lebih besar untuk terinfeksi.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *