Jakarta, tandabaca.id
Media & Brand Manager Save the Children Indonesia, Dewi Sri Sumanah mengatakan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan bahwa 93 persen anak usia 5 hingga 6 tahun mengalami gigi berlubang.
“Ini berarti hanya 7% anak di Indonesia yang bebas dari masalah karies gigi,” kata Dewi dalam rilisnya yang diterima redaksi, Selasa 27 September 2022.
Dijelaskan Dewi, data itu memperlihatkan bahwa tingkat kesadaran kesehatan Gigi dan Mulut masih rendah di kalangan masyarakat Indonesia.
Di Sulawesi Selatan, lebih dari 95 persen anak belum pernah melakukan pemeriksaan gigi ke dokter gigi dan 38 persen hanya mengandalkan perawatan pribadi seperti menggosok gigi.
Kondisi itu, diperparah dengan hanya 8,8 persen yang melakukan gosok gigi dengan benar. Salah satu penyebab adalah minimnya edukasi kesehatan Gigi dan Mulut sejak dini.
Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan isu kesehatan fundamental. Angka rendahnya partisipasi dan literasi orang tua terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut berimbas pada anak-anak.
“Ini memberikan dampak panjang pada anak, dengan kesehatan gigi & mulut yang terganggu, hal ini akan berpengaruh pada asupan gizi anak yang tidak tercukupi dan tentunya berdampak pada tumbuh kembang anak.” jelasnya.
Menyikapi permasalahan kesehatan Gigi & Mulut di Sulawesi Selatan, Save the Children Indonesia bersama Yayasan Celosia Marennu Indonesia mengimplementasikan program Program Healthier Smiles yang didukung oleh Mars Wrigley Foundation.
Program ini, terang Dewi, bertujuan untuk memastikan anak-anak bersekolah dengan sehat, mendapatkan akses kesehatan yang inklusif, serta mendorong praktik hidup sehat, baik di rumah maupun di sekolah, termasuk kesehatan Gigi dan Mulut.
Untuk itu, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional yang jatuh pada 12 September lalu, Save the Children bersama dengan Yayasan Celosia Marennu Indonesia dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia.
“Mengajak lebih dari 700 anak termasuk anak dengan disabilitas, orangtua, guru dan Pemerintah untuk melakukan praktik sikat gigi yang baik dan benar di SDN 099 Masamba,” terangnya.
Sejalan dengan Tema Nasional yakni Pulih Bersama Dengan Senyum Sehat Indonesia, rangkaian kampanye satu hari ini, menitik beratkan pada pentingnya kesadaran kesehatan Gigi dan Mulut.
“Kampanye satu hari ini juga sebagai pencanangan gerakan 21 hari berturut turut praktik sikat gigi yang benar dan memeriksakan gigi secara rutin di Puskesmas terdekat,” ungkapnya.
Sebanyak 18 Sekolah Dasar Regular dan 2 Sekolah Luar Biasa di Luwu Utara ikut mempraktikan gerakan 21 hari sikat gigi dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) ini.
Pelaksanaan 21 hari ini bila dilakukan secara konsisten akan sangat berpengaruh terhadap pembiasaan anak dan tentunya diharapkan terbentuk perubahan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak – anak, orang tua dan lingkungan sekolah.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani sangat mengapresiasi kepedulian Yayasan Celosia Marennu Indonesia dan Save the Children Indonesia serta Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia terhadap Kampanye Kesehatan Gigi dan Mulut serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini.
“Pada anak sekolah, masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah yang penting, karena tidak saja menyebabkan keluhan rasa sakit tetapi juga menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lain, sehingga mengakibatkan menurunnya produktivitas dan menjadi salah satu penyebab absensi paling tinggi di sekolah.” jelasnya.***
Response (1)