Bandung, tandabaca.id
Film Pengabdi Setan 2: Communion sukses, kini sudah meraup angka 2.000.000 penonton sejak tayang pertama kali, pada Kamis 4 Agustus 2022. Rusun tempat syuting jadi lokasi wisata dadakan.
Sutradara Joko Anwar mengumumkan prestasi film garapannya itu di akun Twitter miliknya. Ia mengunggah sebuah poster berisikan informasi bahwa film Pengabdi Setan 2 telah menyentuh angka 2 juta penonton dalam waktu hampir empat hari tayang.
“Terima kasih, teman-teman! Pengabdi Setan 2,” dikutip dari akun Twitter @jokoanwar sebagaimana dikutip dari ngopibarengid.
Rumah susun (rusun) yang digunakan untuk lokasi syuting film ‘Pengabdi Setan 2: Communion’, saat ini juga sudah menjadi buah bibir. Bahkan sudah dijadikan tempat wisata dadakan.
Rusun terbengkalai belasan tahun tersebut berlokasi di belakang Pasar Sumber Arta, kawasan Bintara Jaya, Bekasi, Jawa Barat. Sekadar diketahui, pembangunan proyek rusun tersebut berlangsung pada 2007, kemudian mangkrak pada 2009.
Melihat dari dekat penampakan luar rusun ‘Pengabdi Setan’ ini via Google Maps, Senin (8/8/2022). Visual panorama 360 derajat yang diambil Google pada Februari 2021 itu menampilkan suasana rusun dan sekelilingnya.
Jalan masuk ke rusun ini bisa melalui Jalan Raya Kalimalang. Tepatnya di bawah jalan Tol Becakayu. Rusun tersebut bisa dilihat dari kendaraan yang melewati Tol Becakayu menuju arah kawasan Jakasampurna.
Kementerian PUPR buka suara soal fakta-fakta rusun itu. Dikutip dari detikFinance, bangunan vertikal berlantai 15 ini merupakan program 1.000 tower yang digagas Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) atau saat ini digabung menjadi Kementerian PUPR.
“Rusun itu dibangun dalam rangka program 1.000 tower Kemenpera. Deputi Formal Kemenpera saat itu mendata untuk memberikan rekomendasi rusun mana saja yang bisa masuk ke dalam Program Rusunami 1.000 Tower,” kata Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja.
Program 1.000 tower rusun dicanangkan pertama kali di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dibangun pada 2007-2009. Awalnya rusun ini dibangun sebagai program bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar memiliki hunian layak.
Program tersebut berhenti di tengah jalan dan rusun dibiarkan terbengkalai. Endra menduga mangkraknya bangunan tersebut karena kesulitan biaya dari pengembang swasta.
“Rusun ini kan dibangun oleh pengembang swasta dan dana swasta (non-APBN). Rusun tidak selesai mungkin karena kesulitan pembiayaan untuk menyelesaikannya,” kata Endra.