Bandung, tandabaca.id
Melalui momentum dias natalies ke-56, Korps HMI Wati (Kohati) siap mengisi dan berani mengaktualisasi potensi dalam menggerakkan kebangkitan ekonomi dan politik perempuan.
Ketua Umum Kohati Badko HMI Jawa Barat Siti Nurhayati mengatakan hal tersebut di atas pada moment dias natalies ke-56 Kohati Jabar yang kegiatannya berlangsung di roof top Gedung DPRD Jabar, Minggu 25 September 2022.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketum Persikindo Indonesia yang juga pengusaha Hj Rini Sujianti, Anggota DPRD Jabar dari Fraksi PKS Hj Siti Muntamah, Ketua PC IAI Kota Bandung, Yena Iskandar, dan Ari Antari Ratna Dewi dari DP3AKB Provinsi Jawa Barat.
“Kebetulan di Kohati Badko HMI Wati Jabar itu memiliki program unggulan,” katanya,
Di antaranya, mendirikan rumah usaha bisnis Kohati, karena memang visi dan misinya menyongsong Indonesia Emas 2045. Disitu, ada pengembangan ekonomi, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun dalam segi politiknya sebagai agen organisasi, harus bisa berkolaborasi dengan berbagai elemen pentahelix.
“Insya allah kita akan memberi edukasi terhadap kaum milenial,” katanya.
Selain itu juga akan ada sekolah politik demokrasi. “Bareng dengan bidang politik demokrasi HMI Badko Jawa Barat,” katanya.
Semua itu tidak lain dikarenakan, edukasi sangat penting, agar generasi milenial melek politik.
Sebelumnya, titik perhatian Kohati adalah bidang pendidikan dan pembinaan. Maksudnya, mendidik dan membina. Kehadiran Kohati harus mampu mengkaderisasi.
“Karena organisasi HMI ini intinya itu kaderisasi. Artinya disitu kepemimpinannya harus mengakar terhadap apa, kader kader baru. Kan jantungnya organisasi ini adalah pengkaderan, kalau pengkaderannya mati, organisasinya pun akan hilang, ditelan oleh bumi begitu,” katanya.
Siti Nurhayati menjelaskan sistem pengkaderan di Kohati sudah sangat sempurna, sudah sistematik, terintegrasi secara nasional dan mengakar terhadap kota dan kabupaten.
“Di Badko Jawa Barat itu juga ada 15 cabang. Jadi apa yang sudah kita hasilkan di usia yang ke-56 ini adalah mampu mencetak kader-kader yang berpotensi, ini menjadi orang-orang yang berperan di ranah profesinya masing-masing,” katanya.
“Contoh, kader kohati ini sudah ada yang mampu menjadi guru besar, profesor, kemudian sudah ada yang menjadi politisi yang di ranah ranah politik juga sudah ada yang menjadi bupati, gubernur gitu,” pungkasnya.***