Bandung, tandabaca.id
Monumen Sepak Bola di prapatan Jalan Lembong-Tamblong menyimpan sejuta memori. Kejayaan Persib Bandung di masa lampau. Persib berhasil menjuarai Kompetisi Perserikatan tahun 1986 dan 1990.
Patung itu dibangun atas inisiasi Wali Kota Bandung era Ateng Wahyudi. Salah seorang saksi berdirinya patung itu adalah Yudi Guntara. Ia merupakan salah satu legenda Persib.
Dijelaskan Yudi, patung itu digagas Ateng Wahyudi, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Persib. Saat itu, Persib masih klub tradisional yang hidupnya dinaungi duit rakyat alias APBD. Sehingga, tampuk kepempimpinan Persib ada di bawah komando Wali Kota Bandung.
Ateng mendirikan patung tersebut karena prestasi Persib saat itu sedang mentereng. Persib berhasil menjuarai Kompetisi Perserikatan tahun 1986 dan 1990.
“Dibangun pada zaman Pak Ateng Wahyudi almarhum. Waktu itu kan Persib ketua umumnya wali kota. Masa jabatan Ateng itu Persib selalu punya prestasi,” katanya.
“Tahun 1986 juara ngalahin (Perseman) Manokwari, sebelumnya selalu ke final kan. 1990 juara juga,” imbuhnya.
Patung Persib itu diketahui dibuat Nyoman Nuarta, seniman patung terkenal. Ateng Wahyudi saat itu meminta Nyoman membuat patung bertema olahraga kepada Nyoman.
Hingga akhirnya, pada 8 Mei 1990, patung buatan Nyoman itu diresmikan dan dikenal dengan sebutan Patung Persib hinga sekarang.
Menurut Yudi, dibuatnya patung tersebut juga merupakan bentuk kejayaan sepak bola di Bandung yang saat itu dianggap salah satu kiblat sepakbola nasional.
“Di masa itu tahun 86-90 itu, Bandung juga dikatakan sebagai kiblat sepak bola nasional karena selalu berprestasi. Kemudian dibuatlah patung itu,” ungkapnya.
Ia juga mengakui memang banyak yang menganggap jika patung itu disebut-sebut sebagai Patung Ajat Sudrajat hingga Robby Darwis. Bahkan ada juga yang menyebutnya Patung Djadjang Nurdjaman. Namun, ada juga yang menyebutnya Patung Persib.
Menurutnya, nama-nama itu kemungkinan disematkan kepada patung tersebut karena saat itu mereka identik dengan Persib. Sehingga, publik mengidentikkan patung itu dengan nama-nama tersebut.
“Jadi itu sejarahnya setahu saya,” tutup Yudi.
Namun, secara formal, nama yang disematkan untuk patung ini adalah Monumen Sepak Bola. Monumen ini jadi persembahan Pemkot Bandung kepada warga Kota Bandung.
Pendirian Patuh Sepakbola
Pendirian Patung Sepakbola ini pun bukan tanpa alasan. Pendiriannya bertepatan dengan menjulangnya prestasi Persib pada 1986 dan 1990.
Saat itu, Persib begitu fenomenal sejak berada di bawah kepemimpinan Ateng Wahyudi sebagai ketua umumnya.
Persib menjadi bahan pembicaraan warga Bandung dari mulai warung-warung kopi hingga ke kantor-kantor.
Prestasi Persib sejak 1983 sampai 1990, itulah yang terus menerus berggeliat. Terutama, sejak menembus Stadion Utama Senayan, Jakarta, pada Perserikatan 1983-1984.
Tetapi, Persib kalah dalam adu penalti. Lalu, hal yang sama terulang kembali pada Perserikatan 1984-1985. Barulah pada 1986 dan 1990 Persib juara.
Ketika itu, Stadion Utama Senayan seperti kandang Persib. Sejak 1983 sampai 1990, Persib tak pernah absen tampil di Senayan.
Begitu pula bobotoh berbondong-bondong ke stadion yang sekarang bermama Stadion Utama Gelora Bung Karno itu.
Hingga jumlah penonton mencapai rekor tertinggi sebanyak 150 ribu penonton, yang memadati Stadion Senayan dan rekornya belum terpecahkan hingga sekarang.
Kalau sudah berbicara Persib, disinggung sosok pula Adjat Sudrajat. Saking mengentalnya Persib dan Adjat Sudrajat, bobotoh menyebut patung itu sebagai Patung Adjat.
Ketika itu, hanya Persib satu-satunya bond yang dibuatkan monumen oleh pemerintah daerahnya. Ikut pula meresmikan Ketua Umum PSSI, Kardono pada 8 Mei 1990.***
dari berbagai sumber