Khas  

Tuntaskan Stunting, Purnabakti ITB Geluti Budidaya Jamur Tiram

budidaya jamur tiram

Bandung, tandabaca.id
Puluhan tenaga pendidik (Tendik) dan Non Tendik Institut Teknologi Bandung (ITB) yang akan memasuki masa purnabakti mengikuti pelatihan budidaya jamur tiram (pleurotus ostreatur) di Wisma Joglo Jalan Raya Resor No.19 Resor Dago Pakar, Bandung, Selasa 6 September 2022.

Ketua Penyelenggara Pelatihan Budidaya Jamur Tiram dari Yayasan Harmoni Purnabakti Ganesa, Dora Indrianie Dorothy mengatakan peserta pelatihan awalnya dibatasi hanya 20 orang. Ternyata peminatnya banyak.

“Yang mendaftar banyak, kita coba batasi dan sekarang yang ikut pelatihan 27 orang,” katanya disela kegiatan.

Melihat antusis para purnabakti, semoga bisa dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan pelatihan bidang-bidang yang lain, tidak hanya jamur tiram. Sebab ITB memang pusatnya ilmu pengetahuan.

Untuk pelatihan budidaya jamur tiram ini akan berlangsung selama 2 hari, Selasa 6 September 2022 hingga Rabu 7 September 2022. “Pelajaran hari pertama dengan mendengarkan penjelasan dua pemateri,” ungkapnya.

Pematerinya Prof Dr I Nyoman P Aryantha, Guru Besar, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB dan H Syarief Hidayat, Purnabakti ITB yang kini sudah menjadi pengusaha sukses di bidang Budidaya Jamur Tiram.

Hari kedua berkunjung ke lokasi budidaya jamur tiram barokah milik H Syarief Hidayat yang juga purnabakti ITB. Lokasinya di Kp Citiris Cisarua Kabupaten Bandung Barat, Rabu 7 September 2022.

Penanggungjawab Yayasan Harmoni Purnabakti Ganesa Jaji S Satira mengatakan ITB pusatnya ilmu pengetahuan. Banyak yang sudah dilakukan para purnabakti saat masih mengabdi.

Pengetahuan yang sudah didapat secara akademis itu, layak ditularkan kemasyarakat dalam bentuk kongkrit, untuk kehidupan sehari-hari dan membantu masyarakat sekitarnya.

“Pak Syarief adalah salah satunya yang sudah mengejawantahkan ilmu akademisnya kemasyarakat dengan melakukan budidaya jamur tiram,” katanya.

Ke depan, tidak hanya jamur tiram, banyak dari ilmu pengetahuan akademis lain yang bisa diterapkan kemasyarakat.

“Peserta pelatihan sesungguhnya tidak hanya dari ITB tetapi bisa dari masyarakat umum juga. Dalam kegiatan ini, ada satu dari unsur masyarakat umum yang juga ikut belajar menjadi pembudidaya jamur tiram,” katanya.

Pemateri Utara Prof Dr I Nyoman P Aryantha disela paparannya mengungkap masyarakat Indonesia masih belum terbiasa mengonsumsi jamur padahal jamur memiliki kandungan nutrisi tinggi.

“Jamur juga merupakan pilihan terbaik sebagai pangan, ungkapnya.

Prof I Nyoman juga mengatakan jamur kaya akan gizi terutama protein nabati dengan kadarnya mencapai 10 persen atau lebih tinggi dari kadar protein sayuran.

“Tidak hanya itu, kandungan karbohidrat pada jamur lebih dari 50 persen yang dapat menjadikannya alternatif dalam upaya penuntasan gizi buruk atau stunting,” tegasnya.

H Syarief Hidayat, pembudidaya jamur tiram sukses yang juga purnabakti dari ITB siap membimbing juniornya yang akan memasuki purnabakti dengan menjadi pembudidaya jamur tiram.

“Ya besok para peserta pelatihan ini akan datang ke lokasi saya membudidayakan jamur tiram,” katanya.

Tri salah satu peserta terlihat antusias mengikuti pembelakan. “Saya tertarik dengan budidaya ini, pasarnya masih tidak terbatas, berapa pun banyaknya pasti diserap, modalnya hanya kemauan, jujur dan ulet,” pungkasnya. ***

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *