Walikota Depok Berselancar Soal Jakarta Raya saat Anies Puji SCBD atau Citayam Wavas

Para Remaja Asik Nongkrong di kawasan Stasiun Sudirman

Jakarta, tandabaca.id
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyinggung istilah SCBD Sudirman Citayam Bojonggede Depok menyusul maraknya anak-anak muda dari daerah penyangga Jakarta kumpul di kawasan Stasiun Sudirman, kawasan Dukuh Atas, Jakarta.

Busana yang dikenakan anak-anak muda itu semuanya nyentrik, dan tak heran kalau mereka kemudian bergaya layaknya pragawan, pragawati yang tengah berlenggang lenggok di atas catwalk.

Dikalangan mereka, aksi seperti ini selanjutnya dikenal dengan istilah Citayam Fashion Show, Citayam Fashion Week, dan Citayam Waves ngetrend di kalangan mereka. Walau tidak semuanya berasal dari Citayam.

Fenomena anak muda dari kawasan penyangga Jakarta itulah yang selanjutnya disebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan istilah SCBD. Karena anak-anak muda itu memang berasal dari Citayam Bojonggede dan Depok.

Menyambut fenomena itu, Walikota Depok Mohammad Idris mengusulkan daerah penyangga Jakarta disatukan menjadi Jakarta Raya.

“Satu ide saya kalau mau sukses pembangunan Jakarta dan sekitarnya satukan Jakarta Raya,” kata Mohammad Idris usai meninjau pemotongan kurban di Jalan H Icang, Kelurahan Tugu, Cimanggis, Minggu (10/7/2022).

Menurut Idris, permasalahan yang ada di wilayah daerah penyangga Jakarta mudah terselesaikan jika kawasan tersebut digabung. Ia juga menyebut peran satu gubernur untuk penggabungan wilayah itu.

“Masalah banjir, masalah apa bisa selesai semua. Kalau satu gubernur Jakarta Raya,” ujarnya.

Ia membenarkan pernyataan Depok ingin masuk wilayah Jakarta. Namun Idris tak menjelaskan secara rinci alasan di baliknya.

“Depok masuk Jakarta,” imbuhnya.

Untuk diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempersilakan masyarakat dari kalangan mana pun menyambangi Taman Dukuh Atas, Jakarta Pusat, usai fenomena remaja Citayam dan Bojong Gede ‘menguasai’ kawasan tersebut. Anies mengistilahkannya sebagai demokratisasi Jl Sudirman.

“Sebagai sebuah pengalaman, siapa saja silakan datang. Saya mengistilahkan demokratisasi Jl Jenderal Sudirman. Karena menjadi milik semua siapa saja bisa datang menikmati dan orang tua bawa anak-anak jalan sambil dengan mudah mereka bilang, Nak, kau belajar yang rajin, biar suatu saat kau bisa kerja di gedung ini,” kata Anies di Thamrin Nine, Dukuh Atas, Jakarta Pusat.

Anies menyatakan kawasan Taman Dukuh Atas mesti dijadikan sebagai ruang ketiga milik bersama, bukan hanya milik para pekerja gedung-gedung pencakar langit di Sudirman semata. Menurutnya, kawasan itu bisa dinikmati masyarakat dengan berbagai cara tanpa membedakan status ekonomi.

“Mereka yang datang memiliki pengalaman baru dan boleh datang dari mana saja tempat ini nggak harus mereka yang secara sosial ekonomi tengah-atas justru demokratisasi yang terjadi di tempat ini, siapa saja bisa menikmati,” kata Anies.

Di sisi lain, Eks Mendikbud itu juga mengingatkan soal pentingnya menjaga kebersihan ketika menikmati fasilitas publik. Dia mengimbau warga untuk menjaga ketertiban dan kebersihan di sekitar kawasan Dukuh Atas demi kenyamanan bersama.

“Jadi itu latar belakangnya ketika terjadi fenomena baru saja muncul yang penting jaga kebersihan, jaga ketertiban selebihnya nikmati ruang ketiga bersama untuk semuanya,” imbuhnya.***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *