Cimahi, tandabaca.id
Hari buruh yang diperingati setiap 1 Mei harus jadi momentum untuk menyuarakan nasib guru honorer, sebab gajinya horor banget!, bila dibandingkan buruh.
Endang Suherli, pegiat pendidikan 7 tahun menjadi guru honor sekaligus mantan Caleg mengatakan hal tersebut di atas saat dihubungi via telepon selulernya, Kamis 2 Mei 2024.
Dijelaskan Endang, 1 Mei menjadi hari buruh, diperingati dengan berbagai aksi untuk menuntut upah minimum, dengan standar layak hidup. Setiap tahun gajinya pun bertambah.
“Namun, kategori buruh, tidak hanya pekerja pabrik, guru honorer juga, gainya horor banget!” ungkapnya.
Di tahun politik ini, pasca Pileg dan Pilpres, tanya Endang. Apa ada perbedaan Pekerjaan Rumah (PR) yang akan menjadi solusi-solusi konkret program-program pemerintah dalam meningkatkan gaji guru ataupun buruh?
“Pertanyaan itu harus dijawab oleh para legislatif dan Presiden terpilih dalam Pileg dan Pilpres, kemarin,” tegas Endang.
Semua ini tidak lain dikarenakan, ada ketimpangan, yang harus segera diselesaikan semua pemangku kepentingan. Agar kehidupan rakyat terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Ketimpangan Gaji Buruh yang kerja di pabrik jauh banget, dengan honor guru, makin seram dan horor, tunjangan tunjangan guru yang di bayarkan berbulan-bulan tidak seperti halnya buruh setiap bulan, yang UMR dengan yang honorer 600.000 sebulan,” terangnya.
Padahal, terang Endang, layak hidup buruh dan guru honorer sama saja, kenapa harus di bedakan, yang penting di syukuri imbuhnya.
“Memang berbeda industri pendidikan mengandalkan BOS non profit dengan industri profit bisa menjembatani oleh para pemimpin pemimpin yang terpilih sekarang, regulasi sertifikasi guru dan P3K terkesan mempermainkan guru-guru.”
Endang berharap baik buruh, guru honor yang gajinya horor, secepatnya harus mendapatkan kelayakan yang memang sesuai dalam mencerdaskan bangsa ini.
“Bukankan guru, garda terdepan dalam mencerdaskan anak bangsa, terlebih sekarang ini, dalam menyongsong era Indonesia Emas,” pungkasnya.***
Response (1)