Banjir Masalah Utama Kota Bandung tentunya selain sampah. Ini solusi yang ditawarkan kontestan Pilwalkot 2025 yang disarikan dari debat perdana yang digelar KPU.
Bandung, tandabaca.id
Selain sampah, banjir juga menjadi masalah utama yang harus jadi titik perhatian para kontestan Pilkada Kota Bandung 2025. Saat menjabat jadi Walikota dan Wakil Walikota.
Untuk mengetahui jawaban para kontestan Pilwalkot Kota Bandung 2025. Ini jawaban yang diberikan mereka saat debat kandidat pertama Pilkada Kota Bandung.
Dandan Riza Wardana
Dandan, calon Walikota Bandung Nomor Urut 1 mengatakan banjir tidak pernah terlepas dari masalah tata ruang. Kalau tidak ada keseimbangan, timbullah bencana termasuk di dalamnya banjir.
Dijelaskan Dandan ada dua tipe banjir, pertama yang hanya menggenang di jalan setelah itu hilang, kedua yang surutnya lama.
Kata Dandan, yang menggenang itu karena memang jumlah airnya banyak, selain itu tidak disiapkannya selokan-selokan, atau gorong-gorongnya sudah kurang bagus.
“Yang paling penting adalah masalah keseimbangan, klau tidak ada keseimbangan akan sulit kita menghadapi banjir,” pungkasnya.
Arif Wijaya
Arif, calon wakil Dandan menambahkan terkait masalah banjir, akan disiapkan gober-gober di setiap RW (rukun warga). Saat ini gober hanya ada ditingkat kelurahan, jumlahnya pun hanya 15, itu tidak akan mengcover.
“Kita akan tempatkan gober-gober di tingkat RW, sehingga gober tersebut fokus di satu RW, membersihkan saluran-saluran airnya agar tidak terjadi banjir,” pungkasnya
Muhammad Farhan
Farhan, calon Walikota Bandung nomor urut 3 mengatakan banjir sering terjadi di daerah pemukian, untuk itu perlu ada patroli.
“Siapa yang patroli. Hansip alias Linmas. Jangan sendiri, harus berdua dengan gober, supaya apa, melakukan deteksi dan pencegahan diri,” katanya.
“Saat hujan, walau tengah malah, lihat selokan, kalau banjir lapor pak RW, segera tangani. Ada yang tersumbat sret-sret beres, sehingga genangan banjir hanya sekejap saja,” tambahnya.
Banjir itu, kata Farhan tentu tidak terlepas dari kondisi Kota Bandung yang saat ini pembuangan airnya sangat sedikit.
“Situ aksan sudah tidak ada, tegal lega sudah tidak ada lagi kolam retensi. Jadi akibatnya Citepus banjir setiap hujan. Hujan sedikit banjir, kasihan orang-orang Pagarsih,” katanya.
Itu makanya perlu dibngun sebuah konsep secara kelembagaan.
“Kita berdirikan BPBD. Tugas utamanya membangun budaya ketangguhan dan tanggap bencana, patroli bencana banjir,” katanya.
Farhan menambahkan, satu lagi bencana gawat, kebakaran.
“Itu sepanjang Soekarno-Hatta. Hayo kita selesiakan bersama,” pungkasnya.
Erwin
Erwin, calon wakil Farhan menambahkan soal BPBD. Dan membangun budaya ketangguhan.
“Nanti lembaga itu, kita isi dengan orang-orang yang paham, yang ahli di dalam masalah bencana,” katanya.
Selain itu, Erwin juga bilang ia akan membangun budaya ketangguhan.
“Kita bentuk masyarakat yang tangguh dan kuat untuk menghadapi bencana. Contoh kalau ada banjir jangan ngumpet atau selfie saja. Tolong dulu. Kita bangun budaya tangguh ini supaya mengakar, menjadi budaya dan menjadi kebiasaan,” pungkasnya.
Arfi Rafnialdi
Arfi, calon Walikota Bandung nomor urut 4 mengatakan banjir selalu jadi persoalan utama setiap musim hujan, artinya harus disediakan solusinya.
“Padahal air itu adalah sumber kehidupan, air kita butuhkan untuk keseharian kita. Kita butuh air, untuk setiap aktivitas kita,” katanya.
“Solusinya, jelas Arfi ada dua, pertama memastikan air yang tergenang cepat terserap ke dalam tanah, yang kedua kalau tidak bisa menyerap maka harus dialirkan,” ujarnya.
Setelah itu Arfi bertanya apa yang menyebabkan tanah tidak bisa menyerap air, tentu harus memperbanyak pohon.
“Pasangan Arfi Yena berkomitmen untuk menanam 2,5 juta pohon dalam 5 tahun. Kita juga akan buatkan kolam retensi, supaya drainase perkotaan bisa kita tata dengan baik,” katanya.
“Pastikan juga saluran-saluran yang ada, sedimennya kita bersihkan, karena sudah lama, saluran yang ada itu tidak kita cek, tidak kita pastikan kapasitasnya masih baik,” pungkasnya.
Yena Iskandar Ma’soem
Yena, calon wakil Arfi bilang, beberapa kali berkunjung ke pinggiran sungai.
“Bapak itu, akang teteh, jangan buang sampah ke sungai. Nanti kalau kami jadi kepala daerah. Kami akan siapkan sarana dan prasarana sampah di tingkat RW sehingga tidak ada lagi yang buang sampah ke sungai,” pungkasnya.
Haru Suandharu
Haru calon Walikota dari Nomor Urut 2 mengatakan untuk masalah banjir punya konsep Bandung Spons City.
“Tadi sudah disebut kang Arfi. Ada kolam retensi, kemudian normalisasi dan naturalisasi sungai, sistem drainase, sumur resapan dan penambahan RTH dan pohon,” katanya.
Yang berikutnya, kata Haru, Bandung juga butuh restorasi lahan dan ekosistem. Dihijaukan kembali, revitalisasi kali. Sinergi hulu dan hilir, dan tentu juga edukasi masyarakat agar lebih cinta lingkungan.
“Jangan membuat sampah, tapi harus diolah sampahnya,” katanya.
“Jadi menurut saya, menyelesaikan banjir tidak cukup dengan menugaskan Gober dan hansip. Jadi kita harus turun tangan menyelesaikan banjir di Kota Bandung,” pungkasnya.
Dhani Wirianata
Dhani, calon wakil Haru menambahkan, penegakan hukum atas alih fungsi lahan secara ilegal juga perlu menegakkan peraturan.
“Karena banyak sekali yang sampai hari ini masih melenggar, dan tentunya koordinasi lintas sektor dan aglomerasi Bandung Raya penting,” katanya.
“Kita sebagai pemimpin Bandung harus mau berkomunikasi dengan para pemimpin Bandung Raya, Cimahi terutama. Kita berkoordinasi. Supaya lahan-lahan yang ada di Bandung Utara tidak beralih fungsi,” pungkasnya.***
Response (1)