Ketika Ratusan Polisi Datang ke Rumah Orang Tua Brigadir J, Ini yang Terjadi

Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J alias Brigadir Josua (Dok: surya.co.id)

Jambi, tandabaca.id
Ratusan polisi mendatangi rumah orang tua Brigadir J, anggota Brimob yang disebut tewas dalam baku tembak dengan rekannya Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.

Rumah orang tua Brigadir J itu berlokasi di kompleks perumahan guru SD di Unit 1 Desa Sukamakmur, Kecamatan Sungaibahar, Kabupaten Muaro Jambi.

Kedatangan polisi yang menumpang 1 bus dan 10 mobil. Untuk memberikan penjelasan kepada pihak keluarga mengenai kronologi tewasnya Brigadir J dalam insiden baku tembak yang terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.

Bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak, mengatakan ratusan polisi yang datang ke rumah kakaknya itu tersebut berasal dari Mabes Polri.

Mereka datang pada Senin 11 Juli 2022 sekitar pukul 20.00 WIB, ketika jasad Brigadir J baru saja selesai dikebumikan di TPU Kristiani di desa setempat.

Saat polisi itu datang, pihak keluarga sedang berkumpul di dalam rumah duka.

Adapun para polisi yang datang itu, kata Rohani, ada yang mengenakan seragam dinas, berpakaian hitam putih, dan pakaian bebas.

Mereka datang kemudian membuat pagar manusia seolah mengepung rumah kakaknya.

Menurut Rohani, kedatangan para polisi tersebut sontak membuat suasana berubah, menjadi sangat mencekam.

Bahkan, kata Rohani, pihak keluarganya merasa ketakutan, tatkala ratusan polisi datang ‘mengepung’ rumah hingga menutup pagar sekolah.

“Waktu datang orang itu ke rumah, kami terkejut. Jantung kami serasa mau copot, maklum kami baru trauma baru kehilangan,” kata Rohani di rumah duka pada Selasa (12/7/2022).

Tanpa Permisi

Rohani mengaku menyayangkan tindakan polisi yang datang ke rumah orang tua Brigadir J dengan cara demikian. Sebab, mereka berbaris mengelilingi hingga masuk rumah tanpa permisi.

Bahkan pintu gerbang sekolah, yang menjadi akses keluar dan masuk ke rumah itu juga ditutup rapat.

Beberapa di antaranya bahkan langsung masuk ke dalam rumah hingga menutup pintu dan menguncinya. Juga menutup gorden.

“Kami seolah diserang, karena rumah didatangi,” ucap Rohani.

Merasa terdesak, Rohani kemudian menegur polisi yang masuk rumah kakaknya itu dengan nada tinggi.

“Jangan seperti itulah Pak masuk rumah orang, kami ini lagi sedih loh, lagi trauma. Yang sopan lah, pake permisi,” ujar Rohani.

“Kami ini lagi berduka. Kenapa cara kalian begini masuk rumah orang. Ada kan ucapan Assalamualaikum, shalom, horas. Ini masa kalian masuk langsung tutup pintu, gorden.”

Setelah masuk ke rumah, semua anggota keluarga dilarang merekam dan mengambil gambar.

Sebelumnya, Irjen Pol Rachmad Wibowo menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya anggota kepolisian asal Jambi tersebut. Ia mengatakan keterangan resmi atas kasus tewasnya Brigadir J disampaikan Mabes Polri.

Tim Gabungan

Sementara itu, untuk menjernihkan masalah penembakan tersebut, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim gabungan dengan memasukkan Komnas HAM dan Kompolnas.

Hal itu karena Kapolri mendapatkan banyak berita liar terkait kasus baku tembak di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Irjen Ferdy Sambo.

Dalam baku tembak itu, Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas.

“Kami juga mendapatkan banyak informasi terkait dengan berita-berita liar yang beredar, yang tentunya kita juga ingin bahwa semuanya ini bisa tertangani dengan baik,” kata Listyo di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Kendati demikian, ia tak menjelaskan lebih jauh soal berita liar yang dimaksudnya tersebut.

Oleh karena itu, mantan Kabareskrim itu membentuk tim gabungan khusus yang terdiri dari pihak internal dan eksternal untuk mengusut kasus itu.

Tim itu bakal dipimpin oleh Wakil Kepala Polri Komjen Gatot Eddy Pramono. Adapun pihak eksternal yang dilibatkan dalam tim itu adalah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

“Dalam hal ini adalah Kompolnas dan Komnas HAM, terkait dengan isu yang terjadi sehingga di satu sisi tentunya kita mengharapkan bahwa kasus ini bisa dilaksanakan pemeriksaan secara transparan obyektif, dan tentunya karena khusus menyangkut masalah anggota,” ujar Listyo.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *