Wisata  

Curug Dago, Wisata Alam di Kota Bandung, dan Kondisinya Saat Ini

Curug Dago Bandung
Curug Dago Bandung dan Prasasti Raja Thailand (kolase foto mooibandung)

Bandung, tandabaca.id
Di Kota Bandung ada wisata alam yang Indah. Lokasinya nggak jauh dari Terminal Dago. Masuk aja lewat gang di samping terminal. hanya butuh jalan kaki 200 meter sudah sampai.

Datang ke Curug Dago, wisatawan tidak hanya akan mendapatkan keindahan dan kesejukan alam. Tetapi juga ada cerita lain yang terkait dengan keberadaan Curug.

Jadi, Curug Dago bisa menjadi salah satu objek wisata yang wajib anda kunjungi saat datang ke Kota Bandung. Sengaja melakukan perjalanan ke wilayah Taman Hutan Raya.

Curug Dago terletak di Desa Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Propinsi Jawa Barat. Lokasi, memang cukup tersembunyi, karena berada di kawasan Taman Hutan Raya di Jalan Ir H Djuanda.

Air terjun ini bisa berada di Kota Bandung, karena Ibukota Jawa Barat ini memang dilingkari oleh perbukitan. Jadi wajar jika alamnya banyak menyajikan pemandangan yang sangat indah untuk dikunjungi.

Curug Dago ini berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan terbentuk dari aliran sungai Cikapundung yang mengalir dari Maribaya ke kota Bandung.

Pesona keindahan alam di Curug Dago tak kalah dengan air terjun lainnya ada di Indonesia. Disebut curug karena airnya, terjun dari ketinggian sekitar 10 meter.

Curug Dago punya sejarah yang terhubung ke Negara Thailand. Namun sayangnya tidak ada banyak orang yang tahu tentang sejarah ini sehingga kebanyakan orang menganggap bahwa ini hanyalah sebuah curug biasa saja. Bekas sejarah bisa terlihat dari prasasti yang ada disana.

Dwi Haryana, petugas di Curug Dago yang dipekejakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat mengatakan di curug Dago ada prasasti batu tulis yang terkait dengan kerajaan Thailand. Prasasti itu berasal dari abad ke-18.

Prasasti ini mencatat nama Raja Chulalongkom II (Rama V) dari Thailand. Raja Rama V mengunjungi Curug Dago sekitar tahun 1896, dan datang lagi di tahun 1901.

Pada kunjungan keduanya, Raja Chulalongkom II menulis kembali di batu prasasti itu, lengkap dengan mencantumkan paraf dan tahun Rattanakosin. Era 120 (Bangkok).

“Prasasti ini kami pelihara. Juru kuncinya pun ada, sejak dulu orang sini. Sekarang sudah generasi ke dua. Ini lambing persahabatan antar dua negara,” ujar Dwi Haryana.

Curug Dago berada di dalam kawasan Taman Hutan Raya Djuanda. Luas arealnya 3 ha. Dengan tiket masuk Rp12 ribu per orang, butuh penyegaran.

“Memang beginilah keadaannya, hari-hari biasa hanya maksimal 10 orang datang. Hari libur, bisa lebih dari 10 orang”, jelas Dwi dengan nada setengah nelangsa.

Cahyati, warga setempat penjaga warung satu-satunya di areal permainan anak mengatakan kondisi kawasan Curug Dago sekarang tidak seindah sepuluh atau 20 tahun lalu.

”Sebelum tahun 2005, air curug (air terjun) di sini masih agak bersih. Setelah di Lembang dan Kampung Bengkok di atasnya ada peternakan sapi, pemotongan ayam, dan pabrik tahu, jadilah sungai Cikapundung ini kotor, dan banyak binatang lintah”.

Kondisi prasasti yang ada di areal Taman Hutan Raya Djuanda yang luasnya mencapai 3 ha itu saat ini butuh penyegaran.

Cahyati menambahkan, gegara areal di atasnya bermunculan bangunan yang tidak semestinya itulah, percikan-percikan air terjun yang mengenai wajah penunjung jadi nggak asik lagi.

“Dulu percikan airnya saat mengenai wajah, seperti embun. Tetapi sekarang biasa aja. Padahal air terjunnya tinggi kan antara 10 sampai 12 meter,” terangnya.

Tiga warga Rancaekek yang kebetulan datang ke kawasan Curug Dago. Tidak bisa merasakan keresahan Dwi dan Cahyati. Mengingat ini adalah kunjungan perdananya ke Curug Dago.

“Kami dari Rancaekek Kabupaten Bandung. Baru hari ini bisa ke sini. Tahunya dari internet. Lumayan indah,” kata Deden (23).

Deden datang ke Curug Dago bersama dua rekannya, mereka adalah Opan (24), dan Udi (21).

Di kawasan Curug Dago, ketiganya, tampak senang. Mereka pun memanfaatkan momen kunjungannya itu dengan berswafoto.

“Langsung di upload ah, biar tahu temen-temen, tahu dan datang kesini juga,” kata Deden.***

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *