Bandung, tandabaca.id
Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat akan memasukan usulan anggaran untuk memperbaiki kerusakan jembatan Cigereuh yang berada di jalan Provinsi.
Jembatan itu mengalami kerusakan akibat penopang jembatannya tergerus air. Usulan anggaran tersebut menelan kurang lebih sekitar Rp500 jutaan untuk membuat sayap , untuk memperbaiki kerusakan jembatan tersebut.
Hal ini diungkapkan anggota Komisi IV DPRD Jabar H. Mochamad Ichsan usai melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Bandung, dalam rangka meninjau jembatan Cigereuh sebagai jalan Provinsi yang mengalami kerusakan penopang jembatan akibat tergerus air. Kamis, (11/8/2022).
Berdasarkan laporan Dinas Bina Marga Jabar , bahwa jembatan Cigereuh mengalami kerusakan pada sisi penopang yang harus segera di perbaiki.
“Hari ini kita melihat salah satu jembatan yang dilintasi oleh jalan Provinsi yaitu Banjaran – Pangalengan, nama jembatannya ialah Cigereuh, dapat laporan sisi atau penopang jembatan ini sudah tergerus oleh air,” katanya.
Disebutkan, terdapatnya usulan untuk membuat sayap sehingga itu bisa menopang kekuatan jembatan adapun usulan tersebut menelan kurang lebih anggaran untuk memperbaiki kerusakan jembatan ini sekitar Rp500 jutaan.
Selanjutnya, Komisi IV akan akan memasukan usulan tersebut kedalam nota komisi sebagai usulan agar dianggarkan di APBD Provinsi.
“Maka nanti bisa dianggarkan di APBD perubahan, karena akan menjadi catatan besar. Pasalnya jalan ini merupakan perlintasan vital di Kabupaten Bandung,” tutupnya.
Bantaran tebing sungai Cigereuh di Kampung Cigereuh Rt 04 Rw 04 desa Cipinang Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung yang berfungsi sebagai penyangga Jembatan Cigereuh mengalami longsoran.
Kepala Desa Cipinang Asep Juanda mengatakan, terjadianya longsor pada tebing yang di jadikan penyangga jembatan itu terjadi paada dini hari ketika curah hujan tinggi. Akibatnya, penyangga jembatan Cigeureuh amblas.
Kejadian tersebut sebetulnya bisa saja karena usia jembatan yang sudah lama dan terlalu banyak menerima beban kendaraan yang melintas. Bahkan, selama ini tidak ada perawatan sama sekali.
“Padahal, sebelumnya sudah diingatkan, namun tidak diperbaiki sekarang longsoran semakin besar. Apabila tidak cepat diperbaiki akan membahayakan jiwa,”jelas Asep ketika ditemui kemarin (29/11)
Dirinya mengakui, selama ini jembatan tersebut sebagai fasilitas sangat penting bagi warga desa. Bahkan, beberapa kendaraan yang mengangkut material proyek Magma hampir melintas setiap hari.
Asep menambahkan, jembatan tersebut didirikan pada Juni 1984. Sejak berdirinya hingga saat ini belum ada perawatan sama sekali, hanya ada pengecekan saja.
“Setelah saya beritakan di media sosial, Dinas PUPR Provinsi Jawa Barat telah datang untuk melakukan pemantauan ke lokasi longsoran,” jelasnya.***