Subang, tandabaca.id
Gelaran wisata budaya bertajuk Kirab Pusaka Ki Jaga Rasa Mulung yang digagas mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan Subang dinilai warga berkelas, harapannya bisa kontinyu.
Festival yang baru pertama kali diselenggarakan ini dinilai sangat berkelas, dan memukau penonton dari berbagai daerah di Indonesia.
Dadang (60), warga Cikalong Wetan yang hadir dalam kirab itu mengaku terhibur, dengan festival yang digagas oleh Kang Dedi, panggilan untuk Dedi Mulyadi. Harapannya, kegiatan wisata budaya ini bisa dijadikan agenda rutin tahunan.
“Festival ini sangat berkelas, nggak rugi saya bawa keluarga untuk datang kesini. Harapan saya, Kang Dedi mau menjadikan kirab ini agenda resmi tahunan,” katanya.
Festival dimulai dengan iring-iringan atau kirab tiga kereta kencana yang dipimpin oleh kereta Ki Jaga Rasa, mulai dari halaman Kantor Desa Sukasari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Subang.
Setiap kereta kencana ditarik oleh empat ekor kuda berukuran besar dan gagah. Kereta tersebut dikendalikan seorang kusir yang mengenakan pakaian ala kerajaan. Dalam kegiatan ini, Dedi Mulyadi tampil dengan pakaian dan iket serba putih menaiki seekor kuda besar berwarna putih tepat di belakang Ki Jaga Rasa.
Ada dua kereta kencana lain yang menyusul dan iring-iringan belasan kuda yang ditunggangi oleh pria berpakaian ala kerajaan. Di antara iring-iringan tersebut, turut hadir dua anak laki-laki Dedi Mulyadi, yakni Maula Akbar Mulyadi Putra dan Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip Mulyadi Putra.
Usai iring-iringan kereta kencana dan penunggang kuda, peserta festival turut mengikuti hingga finis di Bale Pamanah Rasa yang berada di Lembur Pakuan berjarak sekitar satu kilometer. Sesampainya di Bale Pamanah Rasa, iring-iringan peserta festival tampil menghibur warga yang sudah antusias datang sejak siang hari.
Festival yang merupakan ragam kebudayaan Nusantara ini juga menampilkan pertunjukan seni. Mulai dari genye, surak Ibra, degig, sisingaan, kuda renggong, ondel-ondel, reog ponorogo, tari topeng hingga drama tari dari Bali.
Adapun acara puncaknya dimeriahkan oleh masuknya Ki Jaga Rasa dan dua kereta kencana lainnya ke Bale Pamanah Rasa. Tiga kereta kencana yang semula ditarik oleh kuda itu dilepas. Kemudian kereta diarak dan didorong oleh sejumlah orang dengan diiringi penari hingga akhirnya masuk ke Bale Pamanah Rasa.
Hal ini dinilai sesuai dengan tema festival yang bertajuk ‘Ki Jaga Rasa Mulang’ atau dalam bahasa Indonesia berarti Ki Jaga Rasa Pulang ke Bale Pamanah Rasa di Lembur Pakuan.
Sekitar pukul 23.00 WIB, seluruh rangkaian festival tersebut berakhir dengan diakhiri pesta rakyat. Bahkan, diketahui warga spontan membopong dan melemparkan Dedi Mulyadi ke udara sebagai tanda suka cita gembira.
Sebagai informasi, Ki Jaga Rasa merupakan kereta kencana rancangan Dedi Mulyadi yang dibuat di Solo pada tahun 2013 silam. Kereta ini pernah empat tahun berturut-turut dipakai untuk membawa bendera pusaka merah putih untuk dikibarkan di Istana Negara dalam rangka HUT Republik Indonesia.***