Petani Sukadana Meratap: Subsidi Pupuk Tak Tepat Sasaran, Produksi Terancam. Pemerintah seharusnya mengkaji dan mendata ulang siapa saja yang berhak mendapatkan subsidi pupuk.
Majalengka, tandabaca.id
Team Kuliah Kerja Nyata Tematik Inovasi (KKNT-I) IPB University, Bogor menemukan beberapa permasalahan yang ada di Majalengka khususnya di Desa Sukadana.
Beberapa permasalahan pertanian yang ditemukan mahasiswa IPB University itu, hal yang paling utama ada di sektor input.
Muhammad Rizky Ramdan selaku Koordinator Desa Sukadana, dalam wawancarannya dengan kelompok tani (Poktan) di Blok Jingkang, Sukadana mengungkap.
Sebanyak 90 persen penduduk Desa Sukadana adalah petani, anehnya kenapa mereka tidak mendapatkan subsidi pupuk secara merata.
Dalam hal ini, pemerintah terutama Kementerian Pertanian seharusnya sudah mengkaji dan mendata ulang siapa saja yang berhak mendapatkan subsidi pupuk
Pada Open Data Majalengka menunjukkan bahwa Kabupaten Majalengka mengalami penurunan subsidi pupuk, semula 58.055 ton lalu turun menjadi 52.000 Ton di tahun 2023.
Penurunan ini dikhawatirkan semakin memperparah kesenjangan akses pupuk bersubsidi di kalangan petani.
“Pupuk subsidi sulit didapat, A. Harganya pun melonjak tinggi,” keluh Pak Ipin, salah satu petani di Sukadana.
“Kami terpaksa membeli pupuk non subsidi yang harganya jauh lebih mahal. Hal ini tentu saja menggerus keuntungan kami”, ketika ditanyakan permasalah yang ada di Desa Sukadana.
Pupuk Faktor Utama
Penggunaan pupuk bersubsidi yang tidak tepat sasaran telah menjadi perhatian serius. Hal ini disebabkan oleh potensi dampak negatifnya terhadap produksi pertanian secara keseluruhan.
Pupuk merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan pertanian, karena sebagai penyedia nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman yang optimal.
Jeritan para petani di Desa Sukadana sangat menggema kencang. Harapan mereka didengar oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait semakin menguat.
Meskipun sudah berulang kali menyampaikan aspirasi mereka di berbagai tingkatan dan kepada berbagai pemangku kepentingan, para petani di Sukadana mereasa aspirasinya belum mendapatkan perhatian yang memadai.
Kini, mereka menaruh harapan besar kepada para mahasiswa IPB University yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik Inovasi (KKNT-I) di desa mereka. Mereka berharap para mahasiswa dapat membantu mengantarkan suara mereka kepada pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, melalui IPB University.***