Ceu Popong Sampaikan Pesan Menjadi Pemimpin itu Tidak Seumur Hidup

Dra Hj Popong Otje Djundjunan atau biasa disapa Ceu Popong saat memimpin rapat paripurna perdana DPR RI 2 Oktober 2014 (Dokumen)

Ceu Popong sampaikan pesan yang utama bagi seorang pemimpin itu niatnya harus ibadah karena menjadi pemimpin itu tidak seumur hidup.

Bandung, tandabaca.id
Tokoh Jawa Barat Dra Hj Popong Otje Djundjunan atau biasa disapa Ceu Popong berpesan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih dalam Pilgub Jabar 2024. Menjadi pemimpin itu tidak seumur hidup.

Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih dalam pesta demokrasi lima tahunan itu adalah pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.

Politikus Indonesia yang pernah menjadi anggota DPR-RI dari Partai Golkar selama 5 periode ini pertama-tama mengucapkan selamat kepada pasangan Dedi-Erwan.

“Karena sekarang ini, kita mau menjelang Gubernur baru dan Wakil Gubernur baru, Ceu Popong mau mengucapin selamat sudah terpilih,” katanya saat ditemui tandabaca.id di kediamannya Jalan Cipaganti Kota Bandung, Selasa 7 Januari 2025.

Istri dari mantan Wali Kota Bandung, Otje Djundjunan menambahkan pemimpin itu bisa dipilih rakyat atau memenangkan kontestasi pesta demokrasi, karena garis tangan.

“Terpilihnya seorang pemimpin itu karena garis tangan, kalau bukan garis tangan tidak akan terpilih,” terangnya.

Tokoh Indonesia asal Jawa Barat yang kini sudah berusia 86 tahun ini juga menambahkan yang utama bagi seorang pemimpin itu niatnya harus ibadah karena menjadi pemimpin itu tidak akan seumur hidup.

“Karena jadi pemimpin itu tidak akan seumur hidup. Paling satu periode 5 tahun, dua periode 10 tahun,” katanya.

Jadi saat menjadi pemimpin itu, penting untuk menanamkan kebaikan. Yang dimaksud baik itu, ada manfaatnya buat semua masyarakat.

“Karena ada istilah, kita nanam kebaikan, hasilnya akan baik, kalau menanam cabai hasilnya cabai, menanam bonteng (ketimun) hasilnya bonteng,” terangnya.

Menjadi pemimpin itu, jelas Ceu Popong, juga bukan masalah pintar atau tidak pintar, mengerti atau tidak mengerti.

“Kalau pintar mah pasti, nggak mungkin, kalau nggak pintar sarjana. Yang penting mah, harus mengerti, sekali lagi menjadi pemimpin itu tidak akan seumur hidup.”

Cageur Bageur Pinter

“Suka banyak kejadian, karena tidak menanam kebaikan, begitu berhenti jadi pemimpin nggak pernah ada yang datang, lalat pun nggak ada yang datang.”

“Kalau menanam kebaikan mah, meskipun tidak menjadi pemimpin, pasti banyak yang sayang, tetap disayang dan dikenang di masyarakat,” bebernya.

Dalam penjelasannya itu, Ceu Popong juga ingatkan seorang pemimpin dengan filosofi sunda soal pangasahan dan upaya penguatan karakter.

“Dahulu orang tua kita kalau ngasih nasehat suka mengatakan cageur bageur bener. Cageur itu nomor satu, meskipun pinter dan bageur, kalau tidak cageur itu untuk apa,” katanya.

“Disebut bener itu, mentaati aturan sesuai dengan aturan yang ada, kalau dalam lalulintas itu ada tanda-tanda dilarang berhenti, nggak boleh parkir. Kalau menjadi pemimpin itu, ya harus mentaati aturan undang-undang supaya bekerjanya betul,” bebernya.

Pesan Ceu Popong kepada seorang pemimpin, ingat selalu kepada 3 O ada 3 U dan 4 As.

“3 O –olah otak, olah rasa dan olah raga. Kalau 3 U adalah ulah adigung (sombong) ulah goreng (jelek), ulah koret (pelit). Adapun 4 As adalah kerja cerdas, kerja keras, kerja ikhlas dan kerja tuntas,” pungkasnya.***

BACA INI JUGA
Kandidat Terkuat Pj Gubernur Jabar, Keri Lestari Sambangi Sesepuh Jawa Barat Ceu Popong

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *