Bandung, tandabaca.id
Herry Dermawan, keluhkan naiknya harga pakan yang melonjak signifikan dalam satu tahun terakhir. Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) mencatat kenaikannya tembus 25 persen.
Anggota Komisi II DPRD Jabar Ir H Herry Dermawan mengatakan dalam satu tahun ini kenaikan harga pakan sudah cukup mengkhawatirkan. Oleh karenanya kondisi ini harus secepatnya dihentikan.
Apalagi, kata Herry, yang juga Ketum Gopan kenaikan harga pakan saat ini sudah tembus 25 persen. Kondisi ini terang memberatkan para peternak ayam di Indonesia, satu di antaranya di Jawa Barat.
Melemahnya rupiah beberapa waktu lalu mempengaruhi naiknya harga pakan, karena banyak bahan baku pakan yang masih diimpor seperti jagung dan kedelai.
“Berkaitan dengan impor pakan, memang pakan mengalami kenaikan. Dalam setahun ini harga pakan naik kurang lebih 25 %,” kata Herry Dermawan saat dihubungi dari Bandung, Senin, 7 November 2022.
Selain melemahnya rupiah kata Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional, peternak pun dibebani kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM mempengaruhi pula naiknya harga pakan ternak.
Belum lagi bibit ayam petelur atau day old chicken (DOC) yang dalam setahun ini dalam posisi lemah.
“Naik turunnya DOC ini mengikuti harga pasar. Hari ini DOC sangat murah, tetapi ternyata tak mempengaruhi harga jual ayam,” keluh dia.
Peternak ayam saat ini tak bisa berbuat apa-apa tambah dia, paling yang bisa dilakukan para peternak adalah efisiensi sebagaimana yang dilakukan para pengusaha di berbagai sektor.
Kalau Memang dirasakan berat dan tak kuat lagi, peternak pasti akan mengurangi produksinya.
“Contohnya seminggu masuk 10 ribu DOC, peternak akan mengurangi jadi 5 ribu atau 4 ribu DOD,” tambah dia.
“Pengurangan hal tersebut bakal mempengaruhi terhadap cast flow para peternak, peternak hutang ke pabrik pakan tak terbayar akhirya bisa merugi . Pabrik pakan bisa merugi dan jangka panjang pasti akan kesulitan. Jangan sampai pabrik pakan nantinya akan kesulitan dalam produksi,” ucap dia. ***
Response (1)