Keluhan Pengungsi Korban Kebakaran Pasar Kembang Cikini

pengungsi korban kebakaran
Kapolrestro Jakpus Kombas Pol Komarudin (Foto Irvan Siagian)

Jakarta, tandabaca.id
Ditengah kepanikan warga saat kawasan tempat tinggalnya dijarah si jago merah, ternyata juga ada aksi penjarahan dalam bentuk lain. Sekarang warga mengeluhkan minimnya air besih dan untuk air untuk mandi cuci kakus (MCK)

Pelakunya tentu bukan bara api, tetapi pencuri (baca Lengbet –meleng betot). Yang hilang saat musibah kebakaran 5 unit sepeda motor warga korban kebakaran.

Aksi pencurian 5 unit sepeda motor itu, terjadi saat pemukiman di kawasan Pasar Kembang, Jalan Cikini Kramat RW 01, Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat itu tengah dikepung si jago merah, Selasa 27 September 2022.

Anggota Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) Pegangsaan, Ibrahim Muhammad Idris membenarkan akibat kebakaran ada 2 sepeda motor milik warga yang hangus.

“Selain itu, juga ada 5 motor yang dilaporkan hilang,” katanya.

“Satu pelaku, pencurian sepeda motor itu berhasil ditangkap dan diamankan warga ke Balai Warga RW 01,” tambahnya.

Baim, panggilan karib untuk Ibrahim Muhamad Idris menjelaskan, kebakaran selain menghilangnya 7 sepeda motor milik warga, juga telah membuat warga kehilangan tempat tinggal, kios dan lain sebagainya.

Lurah Pegangsaan Sendi Yusuf menjelaskan Pemkot Jakpus dan Pemprov DKI Jakarta, sudah menyiapkan tempat pengungsian untuk warga yang rumahnya terbakar.

Sudinsos Jakpus juga agar menyalurkan bantuan untuk warga korban kebakaran yang tinggal di pengungsian.

Camat Menteng Suprayogie mengatakan musibah kebakaran telah mengakibatkan 16 rumah tinggal, 41 kios hangus terbakar.

“Penghuninya ada 133 jiwa,” katanya didampingi Wakil Camat Menteng Agung Maolana Saleh di lokasi pengungsian, Selasa 27 September 2022, malam.

Adapun bantuan logistik yang disalurkan antara lain, makanan siap saji, sembako, natura, selimut, perlengkapan mandi, dan perlengkapan anak-anak.

Aida, warga korban kebakaran Rabu 28 September 2022 mengatakan penamungan dan makanan memang diberikan pihak pemerintah, yang kurang air bersih.

“Kami pengungsi korban kebakaran sulit mendapatkan air bersih untuk kegiatan mandi cuci kakus,” katanya.

Untuk kebutuhan itu, kata Aida saat ini warga masih menumpang di rumah warga yang tempat tinggalnya tidak terbakar, selain itu juga minta izin ke masjid.

“Cuma kebetulan MCK mati, kalau mau maaf buang air besar susah, jadi saya di posko numpang dulu ke rumah warga yang air dan listriknya hidup,,” ujar Aida.

Selain itu, pengungsi korban kebakaran juga harus izin ke mushola terdekat. Untuk bisa mandi.

“Seharusnya buat wudhu, tapi minta tolong untuk mandi,” jelasnya.

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *