Berita  

Pemerintah Muaratara Sumsel Tak Berkutik di Kaki Pengusaha

Pemerintah Muaratara Sumsel
Dump Truck Angkutan Batubara, melintas siang hari. (Foto Istimewa)

Bandung, tandabaca.id
Pemerintah Muaratara Sumsel tidak berkutik di kaki pengusaha tambang batubara, bisa dilihat dari persoalan angkutan batu bara yang telah membuat masyarakat sengsara.

Disebut demikian karena, kesepakatan yang ditekan, pihak Kabupaten Musi Rawas Utara (Muaratara) Sumatera Selatan (Sumsel) di gedung dewan kabupaten umurnya, hanya hitungan hari saja.

Setelah situasinya kembali normal seperti biasa, dump truck kembali hilir mudik siang malam, sekali jalan iring-iringannya panjang, tak pelak jalan hancur di buatnya, debu berterbangan, lingkungan rusak, mobilitas warga terganggu.

Semua ini terjadi karena dump truck itu bukan melintas di tempatnya, tempat khusus sebagaimana peraturan tetapi melintas di jalan umum.

Padahal waktu yang perlukan masyarakat untuk bisa beraudiensi dengan pemerintah dan pihak pengusaha butuh waktu yang panjang.

“Kalau sudah begini, sia-sia sudah upaya kita sampai akhirnya bisa adakan pertemuan di gedung dewan kemarin,” kata tokoh masyarakat Muaratara, Sebdiyanto saat dihubungi via telepon, Selasa 6 Desember 2022.

Sebdiyanto menjelaskan, umur kesepakatan yang sudah sampaikan dewan dan pemerintah agar dipatuhi pihak pengusaha itu hanya sebentar, nggak sampai seminggu.

Sekarang, tambah Sebdiyanto, dump truck pengangkut batu bara sudah melintas seperti biasa lagi, sepertinya nggak pernah ada kesepakatan.

“Kayak dilecehkan aja pemerintah sama pengusaha itu,” terangnya.

Padahal, masyarakat kata Sebdiyanto sangat berharap banyak dengan hasil diskusi di gedung dewan kemarin.

“Saya juga kemarin langsung bergerak, sosialisasi kepada sopir sopir dump truck untuk patuh pada kesepakatan,” ungkapnya.

“Awalnya memang patuh, tapi umur kepatuahnya hanya hitungan hari saja, nggak lama, nggak sampai seminggu,” ujarnya.

“Ini menandakan PT Triaryani dan PT SRG nggak patuh kepada pemerintah daerah,” tegasnya.

“Bagaimana ini, pak Gubernur Sumsel, dan pak Bupati,” tambahnya.

Bandelnya PT Triaryani dan PT SRG
Pemerintah Muaratara Sumsel
Masyarakat yang ikut dalam audiensi dengan pihak DPRD Kabupaten Muaratara

Bendelnya PT Triaryani dan PT SRG ini terang membuat, tokoh masyarakat jadi semakin sibuk karena harus menenangkan warga yang ingin bertindak sendiri.

“Saya jadi bingung juga, sebab banyak masyarakat yang mau bertindak sendiri. Tetapi saya cegah,” ungkapnya.

Kalau tidak ada tindakan tegas dari Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi, Sebdiyanto tidak akan sanggup lagi menahan amarah warga.

“Kalau masih seperti ini juga, saya akan izinkan warga untuk demo, bertindak dilapangan, usir supir dump truck,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, hasil audiensi antara DPRD Muaratara dan Pemkab Muaratara dan pihak perusahaan dengan masyarakat digulirkan beberapa kesepakatan.

Pertama, supir diminta hanya berjalan malam hari saja, tidak boleh siang hari.
Kedua, iring-iringan kendaraan tidak boleh lebih dari 3 dump truck.
Ketiga, bak dump truck harus ditutup rapat agar batubaranya tidak berceceran di jalan.

“Nyatanya semua kesepakatan itu dilanggar, iring-iringan lebih dari tiga, siang hari jalan juga dan masih ditemukan batubara berceceran di jalan,” pungkasnya.

Camat Rawas Ilir Syukur saat dihubungi mengatakan itu wilayahnya kecamatan Nibung.

“Itu terjadinya di kecamatan Nibung bukan kecamatan ini,” katanya.

Sebelum menutup telepon Camat Syukur janji akan kirim nomor camat Nibung, tapi sampai berita ini ditulis janji itu nggak dipenuhinya.***

Responses (3)

  1. Berita ini gak sesuai fakta, dgn adanya Hauling Batu bara, tidak ada menyensara masyarakat, jadi masyarakat yg mana, yang ada nyesek kelompok yg tidak bisa ikut andil, seperti, Yeni, Abdul Aziz, AIPI, hey kalian tinggal dimana, jelas ko org 2 ini bukan berdomisili di Muratara, jadi sensarnya di mana, gak ada lokak ya.. terima nasib

  2. Berita ini gak sesuai fakta, dgn adanya Hauling Batu bara, tidak ada menyensara masyarakat, jadi masyarakat yg mana, yang ada nyesek kelompok yg tidak bisa ikut andil, seperti, Yeni, Abdul Aziz, AIPI, hey kalian tinggal dimana, jelas ko org 2 ini bukan berdomisili di Muratara, jadi sensaranya di mana, gak ada lokak ya.. terima nasib

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *