La Foa, tandabaca.id
Peringati 128 Tahun Migrasi Jawa ke Kaledonia Baru, Diaspora Indonesia menggelar kegiatan bertajuk “jamuan sesepuh” di kota La Foa.
Kegiatan yang berlangsung pada Jumat, 16 Februari 2024 itu merupakan rangkaian peringatan 128 tahun kedatangan orang-orang Jawa ke Kaledonia baru.
“Penghormatan kepada leluhur yang menjadi perintis kedatangan orang Indonesia di Kaledonia Baru”. demikian rilis dari Konjen RI Noumea.
Disebutkan bahwa pada 16 Februari 2024 di pagi hari, Pemerintah Kota Paita bekerjasama dengan Asosiasi Masyarakat Indoneisa di Paita mengadakan upacara peringatan di halaman Balai Kota Païta. Wilayah ini tempat didirikannya monumen 100 tahun peringatan keberadaan orang Indonesia di Kaledonia Baru.
Selanjutnya pada sore hari, Persatuan Masyarakat Indonesia dan Keturunannya (PMIK) bekerjasama dengan pemerintah kota Noumea mengadakan acara serupa di Valon du Gaz, Noumea.
Kegiatan kali ini diisi dengan penampilan pertunjukan seni budaya Jawa dan Indonesia serta menyuguhkan berbagai hidangan khas Indonesia. Hal ini sebagai wujud pelestarian nilai-nilai budaya Indonesia di tanah yang baru.
“Bukan hanya tentang makanan dan hiburan, tetapi acara ini juga menjadi platform untuk memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada para sesepuh Jawa yang telah berjuang memberikan warisan berharga bagi generasi mendatang di Kaledonia Baru,” sambung rilis Konjen RI Noumea.
Seperti diketahui Kedatangan orang Jawa pertama ke Kaledonia Baru dimulai pada tanggal 16 Februari 1896, saat Prancis meminta pemerintah Kolonial Belanda untuk mendatangkan pekerja kontrak dari Jawa. Mereka bekerja sebagai buruh di sektor perkebunan, peternakan dan pertambangan nikel di wilayah Perancis di Pasifik tepatnya di sebelah timur Benua Australia.
Keturunan Jawa di Kaledonia
Saat ini ada sekitar 4.000 orang yang masih mengaku sebagai keturunan Jawa berdomisili di Kaledonia Baru. Sebagian masih berbahasa Jawa, selebihnya berbahasa Prancis, mengingat pulau itu adalah wilayah seberang lautan Prancis. Saat ini generasi muda keturunannya menikmati kehidupan yang jauh lebih baik dan berkarier di berbagai profesi.
Selanjutnya tanggal 16 Februari setiap tahunnya diperingati untuk mengenang kedatangan orang Jawa di Kaledonia Baru dan dirangkai dengan acara “Jamuan Sesepuh” sebagai penghargaan dari generasi muda kepada generasi pendahulunya.
Kedatangan orang Jawa ini secara bertahap membentuk komunitas Indonesia yang kuat di Kaledonia Baru. Meskipun awalnya menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan budaya dan lingkungan baru, mereka berhasil membangun kehidupan baru dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan negara tersebut.
Pengakuan dan penghargaan pemerintah Kaledonia Baru terhadap sumbangsih Masyarakat Indonesia tercermin dari dibangunnya monumen monumen peringatan kedatangan orang Indonesia di 8 kota se Kaledonia Baru.***
BACA INI JUGA
Antara 1890-1939, Belanda Memboyong 33 Ribu Kuli Kontrak dari Jawa ke Suriname