Siti Manggopoh, Singa Betina, Bertempur sambil Susui Anak

Siti Manggopoh Singa Betina
Mandeh Siti Manggopoh, Singa Betina dari Ranah Minang (foto ilustrasi dari kaskus)

Bandung, tandabaca.id
Mandeh Siti Manggopoh, memang tidak setenar Cut Nyak Dien apalagi RA Kartini. Tetapi ketahuilah, dia dijuluki Singa Betina. Di garda depan, bertempur sambil susui anak.

Dilansir dari berbagai sumber, Siti Manggopoh lahir pada 15 Juni 1881 (namun ada juga yang menyebutkan kelahiran Mei 1880) di Manggopoh. Sebuah desa kecil, dan terpencil di wilayah Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Karena lahir di Manggopoh, perempuan ini lebih dikenal dengan nama Siti Manggopoh.

Siti Manggopoh adalah anak bungsu dari enam bersaudara. Dia merupakan anak perempuan pertama sekaligus terakhir dalam keluarga mereka. Ia tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah umum karena waktu itu di desanya belum ada sekolah. Tapi ia sering ikut kegiatan mengaji bersama kelima kakak laki-lakinya.

Siti Manggopoh adalah salah seorang perempuan Minangkabau yang dikenal berani melawan Belanda. Namanya memang tak seharum RA Kartini, namun perjuangannya melawan penjajah Belanda cukup fenomenal dimasa zaman penjajahan.
Karena keberaniannya, Siti Manggopoh ini dijuluki “Sang Singa Betina” dari Ranah Minang.

Pada tahun 1908, Siti Manggopoh melakukan perlawanan terhadap kebijakan ekonomi Belanda melalui pajak uang (belasting). Peraturan belasting dianggap bertentangan dengan adat Minangkabau, karena tanah adalah kepunyaan komunal atau kaum di Minangkabau.

Pada tanggal 16 Juni 1908, Belanda sangat kewalahan menghadapi tokoh perempuan Minangkabau ini, sehingga meminta bantuan kepada tentara Belanda yang berada di luar nagari Manggopoh.

Dengan siasat jitu, Siti Manggopoh dan pasukannya berhasil menewaskan 53 orang serdadu penjaga benteng.

Pendekar Silat Minang

Setelah 17 hari menjadi buronan, Siti bersama suaminya berhasil ditangkap dan dipenjarakan Belanda. Namun, lantaran mempunyai bayi bernama Dalima, Siti terbebas dari hukuman pembuangan.
Sedangkan Rasyid Bagindo Magek, suami Siti Manggopoh, dihukum buang ke Manado dan meninggal di sana.

Siti Manggopoh meninggal di usia 85 tahun, atau tepatnya pada 20 Agustus 1965 di Kampung Gasan Gadang, Kabupaten Agam.

Selain diberi julukan Singa Betina, Siti Manggopoh juga dinobatkan oleh Satria Muda Indonesia sebagai pendekar silat Minang. Gelar tersebut sebagai penghormatan terhadap kiprah Siti Manggopoh yang juga dikenal sebagai pesilat tangguh sejak remaja.***

disarikan dari berbagai sumber

BACA JUGA :

Boy Rafli Amar Penuhi Janjinya, IKM Melangkah di Era Society 5.0

Orang Minang Patut Bangga dengan Aplikasi IKM, Cara Downloadnya Begini!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *