Upaya Penanganan Sampah Dilakukan Pasar Caringin Jauh Sebelum Tragedi TPA Sarimukti

TPA yang ada di Pasar Induk Caringin (Foto Achmad Ariesmen)

Bandung, tandabaca.id
Upaya penanganan sampah ternyata sudah dilakukan pengelola Pasar Induk Caringin jauh sebelum tragedi terbakarnya gunungan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti.

TPA Sarimukti Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat terbakar selama 21 hari, dimulai pada 19 Agustus 2023. Kendalanya, sampah yang mengering, titik api sulit dijangkau, dan kandungan gas metan.

Upaya penanganan yang dimaksud adalah menekan jumlah sampah dari daerah asal masuk ke pasar Induk Caringin, caranya mengganti kemasan, topping dan lain sebagainya.

Kepala Seksi Kebersihan Badan Pengelola Pusat Perdagangan Caringin (BP3C) Yudhi Haryanto mengatakan penanganan sampah dari daerah asal sudah dilakukan sejak 2009. Empat tahun setelah tragedi TPA Leuwigajah, Cimahi.

Yudhi menjelaskan upaya pertama adalah menghilangkan penggunaan daun jati –dulu digunakan untuk pembungkus ikan basah.

“Upaya itu bisa kurangi penumpungi satu truk sampah daun jati per hari,” katanya.

Setelah itu, kata Yudhi, pada tahun 2011, BP3C melarang sampah kelapa masuk ke pasar Induk Caringin, sabut dan batok kelapanya dikembalikan ke daerah asal.

“Cara ini sukses kurangi 2 truk penumpukan sampah kelapa,” katanya.

Pada 2020, BP3C sukses kurangi penumpukan sampah jerami, acap digunakan pembungkus melon dan semangka.

“Jerami menjadi tanggung jawab supir bukan pedagang,” katanya,” katanya.

Masih pada tahun yang sama, BP3C juga sukses kurangi penumpukan sampah keranjang dari kayu, kemasan pembungkus jeruk Brastagi Sumatera Utara.

5 Produk

Tahun 2024, tepatnya setelah kasus TPA Sarimukti, BP3C per harinya sukses kurangi penumpukan 1 truk sampah dari daerah asal.

Sampah-sampah itu berasal dari 5 komoditas, pertama pangkas bonggol pisang, awalnya 40-50 cm ditoping hingga sisa 10 cm saja.

Kedua, awalnya kulit jagung hasil panen langsung masuk karung sekarang harus dirompes atau dikupas terlebih dahulu. Ketiga dan empat, kubis (kol) dan bunga kol (brungkol) juga harus dirompes terlebih dahulu.

Kelima, tidak ada lagi potong ayam di pasar induk Caringin jadi bisa mengurangi sampah bulu ayam.@Ry

BACA INI JUGA
Soal Jabar Istimewa, Pasar Caringin Siapkan Inovasi Pengolahan Sampah

Responses (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *