Khas  

Minta Bola Tenis, Nggak Bisa Nangkep, Abah Landung Dijebloskan ke Penjara Banceuy

SUKA DUKA BALL BOY

Minta Bola Tenis
Abah Landung saat tengah melatih wartawan yang tergabung dalam JBN untuk memukul bola. Selain itu, Abah juga menjadi ukur tensi tubuh usai latihan. (Foto JBN)

Minta Bola Tenis, Tapi Nggak Bisa Nangkep, Abah Landung Dijebloskan ke Penjara Banceuy. Katanya, sebagai upaya disiplin, karena dia sayang sama Abah.

Bandung, tandabaca.id
Jurnalis Bela Negara atau JBN berlatih tenis di Lapangan Tenis Kodiklat AD Jalan Sumbawa, Kota Bandung, Selasa 27 Februari 2024.

Giat, setiap hari Kamis Jumat itu dilakoni wartawan untuk sambut JBN Cups 2024 yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan.

Pelatih Kepala Tenis Wartawan JBN itu adalah Abah Landung, sesepuh Jawa Barat. Pelatih Tehnik, Harisman Subawidjaja.

Dalam dunia tenis lapangan, Abah Landung mengawali kariernya sebagai pemungut bola tenis. Profesi itu dilakoninya saat masih berusia 7 tahun. Momennya adalah, tahun 1930 hingga 1942.

Setelah itu, baru di era kemerdekaan –tahun 1945 hingga 1970-an. Abah Landung, didaulat menjadi pelatih Tenis bagi pejabat-pejabat Kota Praja dan Tentara.

Banyak suka duka yang dialami Abah Landung, saat menjadi pemungut bola tenis, di lapangan yang saat ini berlokasi di Jalan Taman Maluku.

Dukanya, Abah Landung, yang saat ini sudah berusia 98, dipaksa untuk mencicipi penjara oleh pejabat hukum pemerintah kolonial Belanda. Musibah itu terjadi pada 14 Desember 1941. Sebelum, Jepang masuk.

Dipenjara selama dua hari, oleh pejabat tersebut. Orang yang ditemani atau dibantu –dipungutin bola tenisnya, saat berlatih di lapangan Taman Maluki. Orang tersebut, kalau sekarang mungkin, setingkat Kajari Kota Bandung.

Hari pertama Abah dibui di Penjara Banceuy, sekarang sudah jadi museum. Hari kedua, dipindah ke Penjara di Jalan Soekarno-Hatta. Sekarang menjadi penjara Banceuy.

Adapun, permasalahan yang membuat Abah di Bui, sebetulnya persoalan sepela. Petenis Belanda yang saat itu berprofesi sebagai Kajari Kota Bandung. Gagal menangkap bola yang dilemparkan Abah, sesuai yang diinstruksinya.

Kesal nggak bisa nangkap bola yang dilempar Abah. Pejabat tersebut, marah kepada Abah Landung. Mungkin kalau diartikan dalam bahasa Indonesia saat ini.

Suka Duka Menjadi Ball Boy

“Inlender bodoh, tolol, goblok.”

Abah yang tidak terima dimarahi,, maklum saat itu sudah remaja marah. Membalas makian tersebut dengan menggunakan bahasa campuran, Belanda dan Sunda.

“Kamu juga, beubeul siah. Godverdomme,” jawab Abah.

Mendengar jawaban Abah. Mungkin karena ada bahasa godverdomme, Kajari Kota Bandung itu marah besar. Lalu Abah ditangkap dan dipenjara.

Usai menjalani hukuman, Belanda itu kepada Orang Tua Abah Landung Bilang. Aksi memenjarakan Abah itu, upaya disiplin. Karena, sayang kepada Abah.

Sukanya, Abah setiap hari bisa dapat penghasilan satu hingga dua ketip atau 1/5 Golden. Satu ketip 10 sen. Satu Golden 10 ketip.

Uang itu Abah manfaatkan untuk.mengajak 5 sampai 10 teman, makan. Makan mewah, untuk ukuran saat ini.

Teman yang diajak makan berganti-ganti, diantaranya Kolonel Darsono eks Komandan Dewaruci pertama. Sekarang sudah almarhum.

Yang kedua, Mispar, eks Komandan Bandara Husein Sastra Negara Bandung yang juga pernah menjabat sebagai Komandan Bandara Sulaiman, Bandung.

Guru Tenis Para Jenderal

Saat jadi pelatih, beberapa murid Abah di antaranya Jenderal Edi Soedrajat, Jenderal Aang Kunaefi dll.

Ada cerita lucu juga, saat Abah melatih Edi Soedrajat di rumah dinas Pangdam III Siliwangi saat ini. Saat itu, Jenderal izin untuk ke toilet, datang perwira tinggi, lalu suruh Abah antar surat.

Saat Abah pergi, Jenderal Edi Soedrajat keluar dari toilet, bertanya kemana Abah Landung. Perwira tinggi itu bilang, saya suruh antar surat.

“Itu guru saya. Nggak sopan kamu. Minta maaf,” kata Abah mengingat-ingat perkataan Edi Soedrajat.

Perwira tinggi itu, kaget, langsung minta maaf berkali-kali dengan gerakan hormat ala Militer ke Jenderal TNI Edi Soedrajat.

Tidak sampai disitu saja. Perwira tinggi itu, juga datang ke SMP 2 tempat Abah mengajar. Di sana Jenderal Bintang satu tersebut kembali meminta maaf, tentunya dengan membawa buah tangan. ***

BACA INI JUGA
Snowball Effect Bebersih Bandung, Moonreker Bergerak, Abah Landung dan Kang Taufik Ikut Juga
Perambahan Hutan Bambu Marak, KPH Bandung Utara Harus Bertindak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *