Bandung, tandabaca.id
Menikmati momen bersama keluarga dan orang yang kita sayangi bisa dengan beragam cara. Salah satunya melihat fenomena astronomi di beberapa tanggal pada Juli ini.
Peneliti Astronomi Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Thomas Djamaluddyn memaparkan, pada 14 Juli akan terjadi supermoon. Lalu, pada 29 Juli terdapat fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids.
“Supermoon merupakan fenomena purnama terdekat. Biasa rata-rata jarak bumi ke bulan itu 38.4000 km. Namun, pada saat supermoon jaraknya lebih dekat dari itu. Sehinga purnama akan lebih besar dan terang dibandingkan biasanya,” papar Thomas.
Namun, ia mengatakan, jika supermoon dilihat dengan mata telanjang, memang tidak ada bedanya. Sehingga perlu dipotret dan dibandingkan dengan citra purnama yang biasa terjadi.
“Untuk wilayah pantai, berefek pada penambahan ketinggian pasang maksimum,” ucapnya.
Selain itu, pada 29 Juli juga akan terjadi fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids. Hujan meteor Alpha-Capricornids bisa diamati mulai dari pukul 20.00 WIB sampai waktu subuh di langit timur.
“Makin malam, hujan meteor akan bergerak ke arah selatan. Sebenarnya hujan meteor ini tidak banyak, tapi kadang ada meteor yang terang terlihat. Ini juga bisa menjadi daya tariknya,” ungkapnya.
Sedangkan Delta-Aquariids akan tampak setelah tengah malam di langit selatan. Bedanya, Delta-Aquariids tergolong hujan meteor yang agak kuat.
“Ada 16 meteor per jamnya. Tapi, untuk melihat hujan meteor ini persyaratannya kondisi cuaca harus cerah, medan pandang ke langit selatan tidak terhalang oleh gedung dan pohon, juga jauh dari polusi cahaya,” jelasnya.
Menurutnya, Kota Bandung sudah terkena banyak polusi cahaya. Sehingga agak sulit untuk mencari tempat yang pas untuk melihat fenomena ini.
“Tapi, kalau di daerah pinggiran Kota Bandung mungkin masih mudah untuk lihat. Asalkan kondisi sekitar itu gelap,” katanya.
Ia menambahkan, fenomena astronomi ini tidak memiliki dampak besar yang perlu diwaspadai. Sebab, fenomena tersebut sering terjadi hampir setiap tahun.
“Hujan meteor juga tiap tahun ada dengan waktu yang umumnya sama. Kalau pun bergeser, paling hanya lebih sehari,” tuturnya.***
Responses (2)