Padang, tandabaca.id
Tambang batubara di Sawahlunto Sumatera Barat meledak 14 pekerja menjadi korban 10 di antaranya meninggal, penyebabnya masih diselidiki pihak berwajib.
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, tim gabungan dari Laboratorium Forensik (Labfor) serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih menyelidikinya.
“Belum (diketahui penyebab ledakan), masih didalami oleh Labfor dan Tim ESDM,” katanya, Sabtu 10 Desember 2022, kemarin.
Untuk itulah Dedi belum dapat menyampaikan lebih lanjut soal perkembangan penyelidikan kejadian tersebut.
Untuk diketahui, sebanyak 14 pekerja menjadi korban yang mana 10 di antaranya meninggal, sedangkan dua korban selamat dan sisanya mengalami luka.
Diberitakan sebelumnya, tambang batu bara di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, dikabarkan meledak pada Jumat 9 Desember 2022, pagi.
Sejumlah pekerja tambang dilaporkan menjadi korban dan beberapa masih tertimbun.
Tambang batu bara ini dikabarkan dikelola oleh PT Nusa Alam Lestari (PT NAL).
Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengatakan data sementara jumlah korban tewas sebanyak 8 orang.
Sementara 2 pekerja katanya masih berada di tambang dalam dan dalam proses evakuasi.
“Jadi sekitar jam 9 pagi tadi, telah terjadi kecelakaan di tambang batu barat, di tambang dalam,” katanya.
Awalnya kata dia ada kepulan asap dan letupan kecil di tambang dalam.
“Petugas lalu cek di lapaangan, dan keluar 5 orang menyelamatkan diri, dan beberapa luka bakar,” katanya.
Informasi dari lima orang itu kata Dwi, masih ada 10 pekerja di dalam tambang.
“Di dalam ada 10 orang, sudah keluar 8 orang dalam kondisi meninggal dunia dan sudah dievakuasi. Jadi masih ada dua lagi,” ujar Dwi.
Menurut Dwi, saat ini Kapolda Sumbar juga sudah menuju langsung ke lokasi akibat peristiwa ini.
Gas Metannya Ngumpul
Dwi menjelaskan tambang batu bara yang meledak ini kedalamannya 200 meter.
“Di dalam ada gas metan, letupan itu karena break. Info awal, ada alat untuk mengeluarkan udara, tapi rusak. Jadi gas metannya ngumpul di situ dan timbu letupan,” ujar Dwi.
Menurut Dwi, informasi awal lokasi tambang batu bara runtuh dan menimpa pekerja yang ada di dalam.
Jadi tambang ini legal dan resmi. Apa penyebabnya masih di selidiki. Pengusaha pemilik tambang otomatis akan kami periksa nantinya,” ujarnya.
Kasi Ops SAR Padang Octavianto mengatakan korban meninggal dan luka-luka semuanya sudah dievakuasi ke RS Sawah Lunto.
“Yang tadi kami evakuasi, enam orang meninggal dunia. Lalu informasinya masih ada empat pekerja yang hilang. Jadi data korban masih akan kita pastikan lagi,” ujarnya.***